Demo Blog

TOPENG TIPUAN DEMOKRASI

by MembacaMenulisDiskusi on Nov.22, 2009, under


(“Demokrasi…Demokrasi…Sampai Mati….Hancurkan Kapitalisme….Ganyang Neoliberalisme…Hidup Rakyat…Hidup Mahasiswa…”)


Mungkin anda yang sering mengikuti aksi mahasiswa atau sering melihat media tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata-kata diatas. Teriakan-teriakan yang keluar dari mulut ini bukan karena ada hari perayaan atau teriakan seorang penggemar pada tokoh idolanya, tapi seruan itu keluar karena banyaknya penindasan, kerusakan, kemiskinan, kebodohan dan sejenisnya yang terjadi dibumi pertiwi ini. Seakan-akan Kapitalisme dan neoliberalisme musuh yang harus dihadapi dan solusi untuk itu adalah perlunya diberlakukan kembali demokrasi. Pertanyaannya, apakah Negara kita ini tidak menganut demokrasi? Apakah demokrasi sudah digantikan oleh system lain? Kalau iya, sejak kapan Indonesia sudah tidak menganut demokrasi?

Inilah salah satu dari sekian keanehan gerakan mahasiswa yang terlihat. Kurang sreg ketika melakukan orasi tanpa kehadiran kata demokrasi sebagai penyemangat peserta aksi. Yel-yel yang memuji dan menyanjung demokrasi terus berulang, tidak ada pun sedikit kecurigaan pada diri demokrasi. Demokrasi dinilai sebagai sistem politik dan pemerintahan terbaik didunia ini dan kelak sampai akhir zaman nanti, demokrasilah yang akan membawa rakyat untuk hidup adil dan makmur. Apalagi ketika demokrasi harus berhadapan dengan Fasisme, Otoriterisme, Komunisme dan paham-paham yang anti demokrasi lannya, sudah pasti pilihan akan jatuh pada Demokrasi sebagai solusinya. Seandainya Demokrasi adalah seorang tokoh idola sebagaimana remaja pada aktris favoritnya maka tidak ada yang mengalahkan jumlah fans dari aktris Demokrasi.

Demokrasi di Indonesia Masih ada kok, bahkan lebih demokratis mengalahkan Negara nabinya demokrasi yaitu Amerika Serikat (AS). Alasan sederhana: Indonesia pernah memiliki presiden perempuan sedangkan di AS belum pernah, Indonesia jumlah partai yang ikut pemilu sampai 48 sedangkan AS cuma 2. lebih dari itu, Indonesia didaulat sebagai jawara demokrasi hanya karena dianggap sukses menyelenggarakan Pileg dan Pilpres sepanjang tahun 2004 lalu dipuji oleh majalah terkemuka The Economist, yang dalam cover story-nya membuat Judul “Indonesia’s Shining Muslim Democrazy” (bagi yang awam dengan bahasa asing inilah transletnya:”Demokrasi muslim bersinar di Indonesia”…jangan q tersinggung, mau jie menolong ini). Hal yang senada juga diberikan oleh Mantan Presdide AS Jimmy Carter, “Sebuah Tonggak baru sejarah bagi kita, pemilu ini (pemilu 2004) juga merupakan langkah penting bagi demokrasi diseluruh dunia. Rakyat Indonesia sedang memberikan contoh dramatic tentang perubahan politik yang damai dan dengan kukuh menafikan klaim Islam bersifat antidemokratik “ (International Herald Tribune, 15/7/2004).

Walaupun begitu tetap saja AS juga Eropa dianggap sebagai kampiun demokrasi oleh warga Indonesia, buktinya praktik demokrasi di kedua kawasan itu menjadi rujukan bagi praktik dibelahan dunia termasuk Indonesia, para pejabat atau wakil rakyat dinegeri ini kerap melakukan studi banding ke AS atau negara-negara Eropa. Jadi, tidak ada lagi alas an anda untuk kecewa karena demokrasi tidak berlaku di bumi Indonesia. Secara kasat mata demokrasi terlihat dimana-dimana, dari pelaku amoral sampai penegak moral diberikan kebebasan untuk melakukan yang diinginkan. Dari yang paling bodoh sampai yang pintar semua diwadahi oleh demokrasi, dari yang kufur sampai yang haq diwadahi oleh demokrasi. Coba anda bayangkan ketika semua ide diwadahi dan hasilnya seperti sekarang ini. Kami sendiri meragukan apakah jargon demokrasi bisa mewadahi seluruh ide masyarakat dan merupakan pencerminan suara rakyat adalah hal yang bisa terjadi. Bagaimana mungkin bisa mengambil keputusan jika ada 1 juta penduduk yang mau disatukan seluruh idenya? Katanya para aktivis demokrasi, Mungkin saja yaitu dengan membuat sistem perwakilan dengan seleksi pemilu, 1 orang mewakili 50.000 orang. Apa bisa 1 orang mewakili ide 50.000 orang dan dianggap representasi dari 50.000 orang tersebut. Dari sini timbul kecurigaan terhadap demokrasi, bisa jadi demokrasi ini hanyalah sebuah tipuan atau tameng dari kapitalisme & neoliberalisme untuk terus ada. Apa mungkin ternyata demokrasi, kapitalisme dan neoliberalisme adalah saudara kandung. Mari kita buktikan!

Sejarah awalnya demokrasi muncul adalah ketika pada masa kegelapan Eropa, dimana raja yang memerintah sangat otoriter dan sewenang-wenang. Dengan dasar Agama (Nasrani) raja memerintah, suara raja dianggap sebagai suara tuhan, raja adalah wakil tuhan yang turun ke bumi. Namun pada prakteknya raja atas nama agama bertindak sewenang-wenang. Segala macam bentuk pemikiran yang dikeluarkan oleh para ilmuwan berlawanan dengan teori gereja akan mendapat hukuman dari sang raja. Banyaknya ilmuan-ilmuan yang ditangkap dan dibunuh karena mengeluarkan teori pengetahuan yang bertentangan dengan gereja. Misalnya saja teori Heliosentris yang dikeluarkan oleh Nicolas Copernicus berlawanan dengan teori gereja bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris). Dan masih banyak lagi bentuk penindasan atas nama agama. Pada saat itulah muncul kaum intelektual dan kaum gereja yang saling berlawanan, akhirnya karena terus-menerus terjadi pergolakan social, muncul opsi, suara tuhan (raja & gerejawan) atau suara rakyat. Dan pada saat itu muncullah sesosok ide yaitu ‘Demokrasi’ yang pernah ditinggalkan oleh kaum yunani karena merupakan ide yang buruk. Diantara kebingungan masyarakat itulah akhirnya mereka memilih memisahkan kehidupan agama dengan politik, bukan berarti tidak percaya ‘Tuhan’ tapi ‘Tuhan’ tidak punya campur tangan dalam kehidupan politik & pemerintahan. Inilah sejarah kelam eropa, dan masyarakat sangat takut ketika agama kembali berkuasa dan menjadi dasar Negara. Masyarakat barat lebih nyaman dengan ide tersebut.

Pemisahan agama dari kehidupan biasa disebut Sekulerisme, jadi bagi anda yang memiliki pemahaman bahwa agama tidak punya hak untuk turun tangan dalam pemerintahan berarti anda tergolong orang yang berpaham Sekulerisme. Dari sekulersime ini muncullah yang namanya liberalisme yaitu kebebasan individu untuk berbuat dan Negara wajib untuk melindungi kebebasan ini, dari sini pula muncul ide kebebasan individu untuk memiliki apa saja khususnya dalam bidang ekonomi dan muncullah paham Kapitalisme. Individu bisa memiliki apa saja termasuk kalau dia mau menguasai SDA yang mengusai hajat hidup orang banyak bahkan punya sebuah pulau pribadi dan mampu untuk itu, Negara tidak punya hak untuk melarangnnya. Dari Kapitalisme ini muncul lagi para individu yang ingin menguasai sektor-sektor publik yang biasa disebut privatisasi. Dari situ muncul lagi imperialisme, neoliberalisme, Pluralisme bahkan untuk tataran individu muncul istilah HAM, Gender, kebebasan berekspresi, dan sebagainya.

Muncul pertanyaan dimana posisi dari demokrasi dalam sejarah tersebut. Demokrasi secara gamblang terlihat bahwa dia adalah pendukung dari ide sekulerisme, neoliberalisme, & kapitalisme. Subtansi Demokrasi adalah kedaulatan ditangan rakyat, rakyatlah sebagai tuhan dari pembuat aturan untuk kehidupan. Itulah mungkin deskripsi singkat silsilah keluarga dari demokrasi. Tapi jangan dulu menggeneralisir bahwa kedaulatan ditangan Tuhan adalah ide buruk, jangan Cuma melihat sejarah Eropa dan jangan samakan sejarah Negara agama di Eropa dengan Negara Agama lainnya, misalkan saja kawasan timur tengah dan asia mengalami kemajuan peradaban yang pesat ketika Islam menjadi sebuah instistui Negara. Ketika Islam menjadi dasar Negara, membuat semua warganya (termasuk non muslim) hidup dalam keadilan dan kemakmuran dan sejarah membuktikan belum ada peradaban yang mengalahkan peradaban Islam atas kejayaannya selama 1300 tahun memimpin dan menguasai 2/3 dunia dari afrika sampai asia. Inilah peradaban yang akhirnya mengalami keruntuhan ketika perang dunia I tepatnya tahun 1924, dengan runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah yang sekarang berubah menjadi Negara republik Turki. Pecahan-pecahan sisa daulah Khilafah terbagi dalam beberapa Nation State. Banyak yang berpendapat bahwa keterpurukan umat Islam akibatnya hilangnya institusi yang mewadahinya, dimana hukum Islam diterapkan secara Kaffah. Tapi bisa saja anda berpendapat bahwa kita (Indonesia) terpuruk karena demokrasi tidak dijalankan secara benar. Pernyataan seperti itu akan runtuh begitu saja ketika anda terus mengikuti diskusi dengan pejuang Syariah & Khilafah, apalagi jika anda berani membenturkan konsep anda dengan konsep Khilafah dalam mensejahterakan dunia, sudah bisa dijamin anda akan terkagum-kagum ketika mampu memahami Konsep Negara Khilafah. Kalau tidak percaya silakan coba sendiri!.

Mari kita kembali mengadili demokrasi, secara praktis ternyata kedaulatan ditangan rakyat adalah utopis, buktinya para penguasa dalam Negara demokrasi adalah para pemilik modal. Hal wajar yang ketika para kapitalis yang menguasai Negara, dalam demokrasi ada proses ritual sacral dan tidak bisa ditinggalkan walaupun harus memakan biaya yang bertrilyun-trilyun rupiah yaitu pemilu. Fakta dilapangan menunjukkan anda tidak mungkin mendapat kekuasaan jika tidak mendapat dukungan modal yang besar. Modalnya dari mana? Tentulah dari para kaum pemodal, ingat para pemodal memberikan dananya bukan berinfaq, jadi jangan harap kalau tidak ada timbal balik. Itulah memunculkan UU pesanan yang menguntungkan mereka para pemilik modal dan merugikan rakyat kecil, UU Minerba, penanaman modal, ketenagalistrikan, BHP, dan lain-lain. Demokrasilah yang membuka ruang untuk paham kapitalisme & neoliberalisme. Jadi ketika anda menolak kapitalisme dan neoliberalisme adalah hal yang aneh disaat itu juga anda membela, memuji dan ber’dzikir’ mengucapkan Demokrasi. Mereka adalah saudara kandung yang saling bahu membahu. Banyak orang berpendapat bahwa demokrasi hanya diperalat oleh Kapitalisme & neoliberalisme. Walaupun anda berkata begitu tapi demokrasi tetap cenderung mendukung mereka, hanya saja demokrasi bukan sebagai pelaku utama, demokrasi adalah seorang anak yang berparas sedih dan memelas, sehingga orang terlalu kasian untuk menghukumi demokrasi.

Untuk apa meneriakkan dukungan pada demokrasi….yang ada adalah “ Demokrasi….Demokrasi…Demokrasi… Pasti Mati,.!! Bagi saudara-saudari yang punya konsep yang lebih cemerlang selain SYARIAH & KHILAFAH, Kami siap menantang anda dalam forum diskusi dan forum intelektual lainnya. Kami siap menistakan dan menghinakan konsep-konsep selain dari pada SYARIAH & KHILAFAH. Sosialisme…sudah mati dan disiksa di Neraka sana karena telah menghantarkan manusia pada ke’binatang’an dan Kapitalisme akan menyusulnya. Mari kita bersuara dan menyerukan dengan lantang pada tegaknya KHILAFAH. Sehingga the big Giant of the world segera bangun dari tidur panjangnnya akibat konspirasi dari Negara barat, suara kita insya Allah akan membangunkan dia kembali, sebagaimana ketika membangunkan teman anda yang sedang tertidur.
0 komentar more...

0 komentar

Posting Komentar

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Links