Demo Blog

KEBANGKITAN BANGSA TANPA 'Dragon Ball'

by MembacaMenulisDiskusi on Nov.22, 2009, under


(“….Untuk bisa membangkitkan pikolo, krilin & semua penduduk dari kematiannya kita harus mencari ke-7 dragon ball” kata Burma…..”)



Kalimat di atas adalah Sepenggal pembicaraan pada komik dragon ball yang mungkin teman-teman pencinta kartun sejak anak-anak ataupun sampai sekarang tidak lupa pada cerita komik tersebut. Komik yang ditulis oleh Akira Toriyama ini menceritakan perjuangan para ksatria bangsa Saiya di muka bumi melawan para pengacau yang ingin merusak & menghancurkan bumi. Tapi ada yang menarik dalam komik tersebut yaitu adanya bola naga yang bisa mengabulkan permintaan apapun bahkan membangkitkan orang yang sudah meninggal.

Dalam kepala ini mulai ‘berfantasi’ seandainya saja bola naga itu benar-benar nyata aku ingin meminta Indonesia bangkit dari keterpurukannya. Kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, demoralisasi, dsb segera hilang di muka bumi ini. Saya menjadi sang tokoh pahlawan yang mampu berubah menjadi super saiya 9 untuk menghadapi para pendukung kapitalisme. Namun apa daya semua itu hanyalah khayalan belaka, dunia kenyataan tidak semudah yang dibayangkan. Apakah mungkin Indonesia ini bisa bangkit dan menjadi bangsa yang maju tanpa bantuan bola naga? Tentu saja bisa.

Entah sudah berapa tahun Indonesia ini memperingati hari kemerdekaannya, entah sudah berapa tahun pula terus memperingati hari kebangkitan nasional. Namun kenyataan masih jauh dari arang. Tujuan bangsa dan Negara yang tercantum dalam UUD 45 hanya menjadi slogan & ‘pemanis’ belaka. Bahkan ada yang mengatakan bangsa kita ini belum merdeka, yang lebih menyakitkan lagi yang mengatakan tanggal 20 mei nanti kita akan memperingati hari ‘kebangkrutan’ nasional. Namun semua pernyataan diatas tidak patut dipersalahkan juga melihat kondisi realitas bangsa ini.

Muncul di benak kepala kita, apa sih yang menyebabkan bangsa ini belum bisa bangkit? Saya yakin tidak mungkin kita mencari jalan pintas dengan mengumpulkan ‘bola naga’ karena semua itu hanyalah khayalan dalam komik dragon ball. Apa sih yang menyebabkan suatu bangsa mengalami kebangkitan & kebangkrutan? Ibarat manusia yang mengalami fase mulai dari kelahiran, masa balita, remaja, dewasa & kembali ke rahmatullah. Begitupun dengan peradaban suatu bangsa yang menurut Ibnu khaldun dalam bukunya yang sangat fenomenal Muqaddimah mengatakan bahwa sebagaimana manusia peradaban juga memiliki fase dari lahir hingga ‘wafat’.

Menurut pendapatnya, ketika peradaban suatu bangsa lahir, ia begitu sederhana. Ia tampil penuh kesahajaan. Ia di jalankan oleh orang-orang yang kuat. Karena kesahajaan ini membuat orang-orang itu mencurahkan energi mereka terfokus bagi tegaknya masyarakat. Mereka merupakan orang-orang yang sederhana, fokus pada tujuan kolektif, serta penuh solidaritas, loyalitas & senioritas (adakah…!). Dan karena itulah masyarakat mempunyai fondasi sehingga sangat kuat untuk berdiri. Inilah generasi perintis. Berikutnya dari generasi yang sangat kuat ini mewariskan pada generasi berikutnya yang relatif lebih lemah. Bagaimanapun mereka bukanlah orang-orang yang punya kesahajaan setingkat generasi pertama. Walau demikian, mereka masih merupakan orang-orang kuat karena sanggup membangun masyarakat berdasar fondasi yang diciptakan generasi pertama. Karenanya generasi ini disebut juga sebagai generasi pembangun.

Generasi ketiga & keempat lebih lemah lagi. Ini karena kemewahan sudah menjangkiti mereka. Energi mereka terpecah antara menjaga masyarakat & memenuhi selera individu. Mereka mulai menjauh dari totalitas kerja lebih suka mengahabiskan dengan hal yang sia-sia misalnya saja main domino sampai ‘bodo’, nongkrong tidak karuan, dsb. Namun, mereka masih lumayan kuat. Mereka masih sanggup menjaga masyarakat dan Negara dengan aturan dan kultur yang telah di siapkan oleh para senior terdahulu maksudnya kakek dan ayah mereka. Jadilah generasi ini disebut sebagai generasi penjaga kultur. Pokoknya di jaga saja walaupun tidak di pahami, walaupun sudah ada tradisi yang tidak relevan lagi, mereka ini generasi yang bodoh sekaligus malas berpikir dan tidak mau melihat realitas. Begitupun generasi kelima seperti halnya generasi keempat. Hanya jauh lebih parah. Inilah generasi penghancur.

Ternyata yang membuat peradaban itu bisa hancur dimulai dengan munculnya ‘penyakit’ kemewahan. Adanya kemewahan inilah yang membuat peradaban makin lama makin rapuh. Jika pada generasi awal suatu bangsa di rintis oleh para petani, buruh, guru, dokter, pedagang, ENGINERING, dsb yang penuh loyalitas dan kesadaran terhadap negaranya. Dan mengalami perkembangan pada generasi kedua. Kemewahan yang diwariskan oleh generasi pertama & kedua membuat aktivitas generasi ketiga tidak semilitan generasi terdahulu. Pada generasi ketiga Yang menjadi tulang punggung perekonomian bukan lagi para petani, buruh, pedagang seperti generasi pertama & keduas. Mereka sudah tidak dihargai sebagaimana hasil yang mereka lakukan. Maksudnya karena kehidupan mulai mewah maka bermuncullah para ‘penghibur’ yang membuat generasi ini terlenakkan. Gaya hidup hedon dan permisif (serba boleh) mulai melanda generasi ini.

Para penghibur ini mendapatkan penghargaan yang lebih. Para penghibur yang dimaksud seperti para aktris, penyanyi, tukang sulap, pemain sepak bola, dan sejenisnya. Mereka ini bermunculan ketika suatu peradaban mulai agak sedikit bagus dan biasanya ada pada generasi ketiga. Mereka mendapat penghargaan lebih dibandingkan para buruh atau guru. Misalkan pemain bola atau aktris mendapatkan gaji yang tinggi kira-kira sekali tampil bisa 20-50 jutaan, dibandingkan dengan gaji guru, petani atau buruh sebagai tulang punggung ekonomi hanya sekitar 1-3 jutaan perbulan itu pun sudah maksimal. Realitasnya gaji para penghibur lebih besar lagi coba saja cek penghasilan Kaka, Bekcham, Bambang Pamungkas, Olga, Luna maya, dsb yang bisa sampai ratusan juta bahkan milyaran. Padahal aktivitas mereka hanya menghibur yang dibilang tidak terlalu siginfikan untuk pembangunan ekonomi riil. Bahkan bisa dikatakan mereka ini penyakit masyarakat, karena menimbulkan kemalasan dalam suatu masyarakat, tapi entah mengapa penyakit masyarakat ini mendapat penghargaan yang lebih. Inilah dunia neo jahiliyah yang diakibatkan sekularisme ketika manusia menjadi tuhan dalam menentukan aturan kehidupan, nafsu diperturutkan.

Bahkan lebih parah lagi para penghibur ini suatu saat akan menjadi perwakilan/pemimpin dari negeri tersebut. Mungkin ini yang dialami pada generasi kelima(baca: generasi penghancur). Bisa bayangkan jika para aktris atau bintang porno (termasuk penghibur ini) bakalan jadi pemimpin, inilah tanda bahwa bangsa anda segera akan hancur, dan akan di gantikan oleh peradaban baru yang lebih beradab. Dinegeri Indonesia kayaknya hal itu ‘belum’ ada tanda-tanda (btw…ada yang tahu kabarnya Ayu Azhari & Julia perez sekarang).

Ternyata ada yang bilang, “bangsa ini telah ‘wafat’ jadi kami ingin membangkitkannya kembali”. Saya punya solusi untuk itu, marilah kita mengumpulkan ke-7 bola naga (just kidding). Permasalahan bangsa ini sangat kompleks, semua tubuhnya bermasalah, ekonomi kapitalistik, pendidikan sekuler-materalistik, politik pragmatis, birokrat pemerintahan amoral & korup, budaya permisif & hedonistik, hukum dzalim, pokoknya semuanya bermasalah. Jadi kalau semua aspek sudah bermasalah artinya permasalahan bangsa adalah permasalahan sistemik dan solusi yang diberikan harus solusi yang sistemik pula. Selama ini permasalahan bangsa selalu diselesaikan secara parsial saja, ekonomi saja dulu atau pendidikan sja atau politik saja. Padahal melakukan hal itu sama dengan menambal sulam pada baju yang sudah tua dan layak diganti. Untuk itu jika bangsa ini mau bangkit lakukan perubahan secara radikal dan menyeluruh yaitu dengan mengganti Rezim dan sistem. Hal ini yang perlu di pahami oleh seluruh elemen masyarakat yang ingin membawa Indonesia menjadi lebih baik. Tanpa perubahan secara mendasar negeri tidak akan pernah bangkit.

Bagi pembaca yang sedikit kurang paham tulisan ini, biasanya hal itu disebabkan kurang baca Koran, kurang nonton berita, kurang mengikuti diskusi publik atau seminar, kurang bergaul dengan ideologi, kurang kepekaan terhadap masyarakat, kurang peduli terhadap problematika bangsa atau kuper dengan politik negeri ini. Tapi mudah-mudahan bisa dimengerti, soalnya penulis mau melanjutkan ke pembicaraan yang lebih filosofis tapi masih mengganjal dalam pikiran “apakah nantinya pembaca paham, untuk apa menulis sesuatu yang sulit dipahami oleh ‘pasar’ ” untuk sementara di ‘pending’ dulu (penilaian subjektif penulis akibat melihat tingkah laku & aktivitas mahasiswa yang semakin jauh dari sifat-sifat kemahasiswaannya).

Bangsa ini selalu berharap pada pemuda untuk berjuang segenap tenaga membangkitkan lagi bangsa ini. Kampus sebagai tempat berkumpulnya kaum pemuda yang tercerdaskan (teorinya begitu) seharusnya mau bergerak dan berpikir untuk itu. Tapi entah mengapa kondisi kemahasiswaan sangat memprihatinkan. Mungkin generasi ini termasuk generasi keempat yang bisanya Cuma senang-senang. Tidak individu maupun lembaga kemahasiswaan sama saja, semuanya sudah terjangkiti virus hedonisme, apatis (acuh tak acuh) & permisif. Ruang-ruang diskusi makin hari makin sedikit, dialog kemahasiswaan hampir tidak ada, pejuang-pejuang pena (termasuk saya nah..hi..hi..09x) makin langka. Disaat lain ruang-ruang domino makin menjamur, forum joker makin menggila, kelompok gossip & kelompok pac’calla fisik orang untuk dijadikan bahan tertawaan makin merajalela sudut-sudut kampus sehingga lahir tukul-tukul baru yang siap direkrut di audisi pelawak. Dari segi individu, daya nalar & kritis makin pudar, militansi & loyalitasnya hampir punah, idealisme hanyalah simbol belaka (bahkan ada yang tidak tahu apa itu ‘idealisme’). Kepala mereka sudah tidak mampu mencerna kondisi bangsa ini. Baru nonton berita 1 menit (bukan berita bola) langsung ‘sakit kepala’, terpaksa ganti channel yang lebih ringan seperti Inbox, Dahsyat, Cookies, OVJ, pokoknya segala yang ‘berbau’ tayangan entertainmert. Kehidupan sehari-hari adalah musik, tanpa dengar musik sehari pasti merasa tidak nyaman. Kalau tidak punya MP3, terpaksa suaranya sendiri. Bagi yang sedikit narsis kalau nyanyi suaranya di tebar ke segala arah entah apa tujuannya. Cukuplah media massa membuat otak kami ‘tumpul’ akibat kebanyakan mendengar propaganda yang mendorong kami untuk berzina (baca: pacaran). Padahal sejauh apapun waktu yang anda habiskan untuk menghapal & menyanyikan musik-musik sampah itu tidak akan menyelesaikan permasalahan bangsa. Sejak kapan ada musik jadi solusi. Tapi itulah watak-watak calon penghibur (jauh dari pembahasan kayaknya ini).

Begitupun Lembaga kemahasiwaan, makin hari makin mundur, kegiatan yang bernuansa intelektual makin kurang diperhatikan. Tapi kegiatan yang bersifat hura-hura dan hiburan mendapatkan prioritas lebih. Ada sebuah perhelatan akbar memakan biaya 20-30 jutaan selama sehari ( 5 jam) hanya berisi aktivitas hura-hura, hedonisme dan bernuansa sekuler. Lebih parah lagi kegiatan spiritual sebagai pembentuk moral mulai terkikis akibat kebodohon dan ketololan generasi ini. Sudah saatnya kita berbenah yang mungkin bisa diawali dengan meng’intelektual’kan kembali kaum intelektual. Caranya? Kembalikan ‘senjata’ mahasiswa dengan membangun budaya membaca, menulis & diskusi. Mungkin pengurus lembaga bisa apresiatif terhadap hal tersebut. Namun jangan lupa orientasi pembinaan yang berbasis Emotional, intelegensi & Spritual Questions (EISQ) wajib ada, ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.

Untuk semua mahasiswa sadarlah bahwa di kampus lah tempat paling kondusif untuk menumbuhkan idealisme sekaligus naluri perjuangan. Masyarakat diluar sana tidak butuh dengan seberapa besar IP anda atau seberapa lama anda kuliah tapi mereka butuh para pejuang untuk mengentaskan segala macam problematika bangsa. Hanya perusahaan saja yang butuh dengan nilai anda. Tapi apakah kita mengenyam pendidikan hanya untuk mengabdi pada perusahaan saja. Apakah hidup kita hanya cukup menjadi para ‘buruh’ dari perusahaan. Mari awali kebangkitan bangsa ini dengan revolusi berpikir kemudian membangun sebuah gerakan ke negara.
0 komentar more...

0 komentar

Posting Komentar

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Links