Demo Blog

Keilmuan Tingkat 4, 5 & 6 Untuk Pendidikan

by MembacaMenulisDiskusi on Nov.22, 2009, under


Bukan hal yang asing lagi kalau kita mendengar bulan mei muncul dibenak kepala kita adalah hari pendidikan, sebagaimana bulan agustus pasti yang muncul adalah hari kemerdekaan tanpa harus mengetahui tanggal berapa tepatnya. Hari pendidikan nasional selalu diperingati pada tanggal 2 dengan upacara bendera semua dosen & staf pengajar, peserta didik juga walaupun hukumnya ‘mubah’ bagi mahasiswa. HARDIKNAS diperingati sebagai titik awal pendidikan di Indonesia sebagaimana yang dirintis oleh tokoh kita Ki Hadjar Dewantara. Begitu besar harapan bangsa ini pada lembaga pendidikan. Dengan berbagai macam kurikullum yang terus diperbaharui agar mampu menghasilkan SDM yang berkualitas sekaligus mengimbangi arus global membuktikan begitu besarnya peran pendidikan dalam memajukan suatu bangsa. Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan seperti halnya papan, sandang & pangan.

Namun kualitas SDM Indonesia masih memprihatinkan, mungkin tidak perlu disebutkan berapa banyak kerusakan moral yang terjadi dari tawuran, kriminal sampai mental korup dari keluaran pendidikan Indonesia, terlalu menyakitkan jika disebutkan. Apalagi kalau melihat dari segi keahlian dibandingkan Negara lain, entah sudah urutan ke puluhan atau ratusan berapa pendidikan kita, saya juga malas menyebutkannya. Namun tidak terlalu penting menyebutkannya bisa jadi rangking itu hanya dibuat-buat oleh ‘komite dunia’ (entah apa namanya) secara tidak Objektif atau di manipulasi (sedikit menghibur diri). Tapi jika kita melihat realitas bangsa ini Indonesia tentu bisa jadi kita akan kembali menangis. Disebuah negeri yang kaya raya, SDA yang melimpah, entah kenapa banyak rakyatnya yang bodoh, miskin, kelaparan, dsb.

Sangat menjengkelkan lagi beberapa ahli sekaliber Professor ( tidak usah disebutkan namanya) bahkan sudah sampai memberikan predikat Indonesia sebagai “Negara gagal” (Failed States). Anda tahu bagaimana makna dari “Negara gagal”. Begitu juga sudah banyak para ahli ataupun tokoh Intelektual (termasuk mahasiswa) yang melakukan diagnosa masalah atas semua kegagalan ini. Sebenarnya bangsa ini bermasalah disemua aspek kehidupan, kebetulan hari ini identik dengan hari pendidikan , marilah kita sejenak menganalisa kondisi pendidikan kita.

Sebelumnya, beberapa pekan yang lalu sempat mendengarkan pembicaraan kawan-kawan mahasiswa mengenai sebuah film yang berjudul “3 idiot” yang dibuat oleh produser film dari India. Tentu jika kita mau menelaahnya baik-baik film tersebut menggambarkan kondisi sistem pendidikan yang sedang berjalan di India, sekaligus menjadi ‘tamparan’ bagi sistem pendidikan yang ada di India, dimulai dari kurikullum hingga pembiayaan, bahkan menjadi ‘tendangan’ bagi orientasi peserta didik terhadap Ilmu (kenapa kayak ospek ini). Maksudnya sistem pendidikan hanya menghasilkan robot-robot (baca: buruh) yang siap untuk mengabdi pada pemilik modal atau perusahaan. Biaya yang mahal & orientasi peserta didik yang menganggap lembaga pendidikan tempat untuk mencari kerja akibatnya gelar menjadi prioritas utama dan ilmu nomor kesekian…!. Begitulah mungkin sedikit gambarannya tapi masih banyak hal-hal lain mengenai pendidikan yang bisa kita ambil hikmahnya

(Sedikit tambahan lagi sebelum kita masuk dipembahasan inti) Anehnya banyak orang yang menonton film itu tersebut tetapi sedikit yang bisa membuat orang mau berpikir mengenai kondisi pendidikan bangsa ini, padahal kondisi pendidikan dalam film yang diperankan oleh Amir Khan & Kareena Kapor itu tidak jauh beda dengan apa yang ada di Indonesia. Sedikit yang bisa mengambil hikmahnya dan tergerak hati & akalnya untuk memikirkannya, palingan orang tergerak dan berlomba-lomba untuk download lagunya & menghapalnya sekaligus kunci-kunci petikan gitarnya. Hal yang didiskusikan kembali hanya hal-hal yang lucu saja bahkan dalam kelompok diskusi (sebenarnya kelompok gossip, tapi supaya kelihatan lebih intelek) yang saya temui menghasilkan suatu kesimpulan yang sangat dielu-elukan sekaligus dibanggakan saat itu, apa itu? “Ternyata tidak di India maupun di Indonesia apalagi di Makassar , anak kedokteran itu pasangannya tetap anak teknik” (Ptak@##…Aww…Siapa yang pukul kepalaku…sakit nah…oke itu sedikit refreshing mari kita kembali ke Inti tulisan, cekidot)

Ternyata model pendidikan Indonesia tidak jauh beda seperti yang digambarkan dalam film itu. Wajah pendidikan Indonesia sampai saat ini masih sangat menyedihkan padahal tantangan global sudah semakin berat. Jika kita masih berharap pada pendidikan kita , maka ada 2 pilihan yang akan dihadapkan: apakah pendidikan kita akan mencetak manusia yang akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa pemimpin dunia? Atau akan mencetak manusia yang akan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa kuli,buruh atau robot (bahasa kerennya Jongos). Saya yakin pilihan akan jatuh pada pilihan pertama namun jika nilainya tidak mencukupi mungkin pilihan kedua, kalaupun belum mencukupi lagi maka bisa tahun depan ambil lagi (PTAK…BDUK…sakit coy..ok serius mi ini). Jika memilih pilihan pertama maka kita harus meninjau ulang format ilmu yang selama ini telah diberikan dalam sistem pendidikan kita. Yakin saja bahwa pendidikan Indonesia hanya menghasilkan generasi-generasi dengan mental pembebek, terjajah & buruh. Dengan melihat lebih dalam lagi, maka akan kita temukan bahwa masih ada yang kurang dalam pendidikan kita. Apa yang kurang? Sesungguhnya sistem pendidikan kita hanya mengajarkan ilmu pengetahuan sampai pada tingkatan 3 saja. Seharusnya pendidikan mengajarkan ilmu pengetahuan sampai kepada tingkatan 6 [Maksud Lohh (sedikit monyong sedikit)…Ok sabar dulu…dengar penjelasan selanjutnya].

Apa yang dimaksud dengan tingkatan keilmuan ke-1 ini merupakan tingkatan keilmuan yang paling dasar dari tingkatan keilmuan yang akan diberikan dalam sistem pendidikan kita. Ciri utama dari materi keilmuan tingkat ini adalah akan memberikan kepada peserta didik untuk mampu mengindera berbagai fakta, kemudian mengkaitkan dengan informasi awal yang sudah ada dalam otaknya. Maka dia dapat dikatakan telah mencapai tingkatan keilmuan yang pertama, intinya dia telah mampu mengenali dan menilai. Contonya, dia sudah mengenal apa itu buku, pulpen mobil, dsb. Bagaimana masksudnya? Penjelasannya begini ketika seseorang menggunakan indera untuk menginderai fakta lalu mentransfernya kedalam otak kemudian diberikan informasi tentang benda/fakta tersebut, sehingga lahirlah pengetahuan akan nama benda tersebut.

Materi keilmuan ke-2 ini akan memberikan kemampuan kepada peseta didik untuk mengidentifikasi obyek yang tidak dapat terindera secara langsung oleh manusia atau besifat gaib. Obyek gaib yang dimaksud bukan mengenai alam jin & setan. Segala hal yang meliputi sesuatu yang tersembunyi, kejadian di masa lampau & meramalkan kejadian di masa mendatang. Untuk mendapatkan pengetahuan ini diperlukan suatu riset & penelitian dengan menggunakan metodologi tertentu yang dikenal dengan metode ilmiah. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat digolongkan dalam kelompok ilmu murni. Misalnya: ilmu kimia, biologi, matematika, fisika, dll.

Tingkatan keilmuan ketiga merupakan tingkatan keilmuan tertinggi yang dapat dicapai dalam dunia pendidikan kita. Walaupun peringkat kuliahnya sampai tingkatan S1, S2 maupun S3. Tingkatan keilmuan ini akan memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk mampu memanfaatkan produk pengetahuan yang diperoleh dari tingkatan 2. Pemanfaatannya adalah dalam bentuk proses perekayasaan terhadap ilmu-ilmu murni untuk menjadi produk-produk yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi bagi manusia. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam tingkatan ini dapat digolongkan kedalam kelompok-kelompok ilmu terapan. Contohnya adalah teknik mesin, elektro, kedokteran, pertanian, peternakan, dsb. Begitupun dalam ilmu-ilmu sosial.

Sesungguhnya, produk pendidikan yang hanya sampai pada tingkatan 3 hanya akan menghasilkan manusia-manusia ‘tukang’ atau ‘kuli’ yang siap untuk dimanfaatkan oleh para pemesannya. Dari kelompok ilmu eksakta, manusia produk ini akan menguasai berbagai teori tentang rahasia alam, kemudian mereka juga akan mampu mengeksplorasi & mengeksploitasinya. Begitupun dari ilmu-ilmu sosial, mereka juga akan mampu menguasai berbagai teori sosial, kemudian mereka juga akan mampu untuk memberikan solusi terhadap berbagai masalah sosial maupun melakukan perekayasaan sosial, namun tetap harus mengikuti keinginan kehendak dari ‘pemesannya’. Sebagian besar dalam pikirannya hanya bagaimana cara bisa bekerja diperusahan-perusahan besar dengan gaji yang lumayan tinggi dan itulah harapan tertingginya. Tanpa pernah berpikir apakah tempat saya bekerja ini akan membantu perekonomian bangsa atau malah memiskinkan. Misalkan saja perusahaan asing seperti Inco, Freeport, Exxon Mobile, Shell, dsb merupakan bentuk penjajahan model baru terhadap SDA bangsa Indonesia. Bayangkan saja dari sistem ekonomi kapitalisme ini telah membuat bangsa ini tambah terpuruk, Lihat saja dari kepemilikann perusahaan yang individu (asing), produksinya kolektif (Orang dalam negeri) dan keuntungan yang dibagi oleh Individu (asing). Bukankah sungguh sangat nyata kedzalimannya, jadi jangan heran kalau bangsa ini terus miskin walaupun SDA nya melimpah, inilah bentuk penjajahan model baru bagi orang yang mau berpikir. Tapi entahlah kalau ada yang mau sadar dengan hal seperti itu. Biarkan saja sistem pendidikan kita hanya menghasilkan para ‘buruh’ untuk kepentingan para pemilik modal. Sebanyak apapun pakar S1, S2 maupun S3, tetap hanya sebagai ‘tukang’ terampil yang siap diperkerjakan. Model pendidikan seperti ini hanya akan menyebabkan bangsa ini mudah untuk menjadi bangsa terjajah (Now And Forever! Yeah…)

Mungkin ada yang bertanya, terus mau bagaimana lagi? Seharusnya sistem pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tidak hanya sampai pada pemberian tingkatan keilmuan ke-3 saja. Sistem pendidikan seharusnya dilanjutkan untuk mencapai tingkatan ke-4, ke-5 sampai ke-6 . Tercapainya tingkatan keilmuan tersebut diharapkan benar-benar akan dapat menjadi manusia yang mandiri dan tidak mudah untuk dikendalikan oleh kaum penjajah. Peserta didik kita diharapkan benar-benar menghasilkan manusia yang handal, mampu bangkit & mengangkat martabat negeri ini dari lembah keterpurukan alias failed states.

Apa sih tingkatan keilmuan ke-4? Sistem pendidikan tingkat ini tidak hanya memberi ilmu kepada peserta didik untuk mampu mengeksploitasi alam & sosial saja. Namun memberikan ilmu dimulai dengan mengajak peserta didik memikirkan tentang hakikat & eksistensi kehidupan ini. Ilmu tentang hakekat & eksistensi kehidupan tidak lain adalah ilmu yang berisi tentang pemikiran-pemikiran yang berkaitan pertanyaan mendasar dari manusia yaitu Apa sesungguhnya tujuan dari kehidupan ini? Darimana sesungguhnya asal-muasal dari kehidupan alam dunia ini? Dan akan kemana setelah kehidupan ini? Pendidikan ideal harus mampu membantu peserta didik memberikan jawaban yang BENAR, OBYEKTIF & RASIONAL. Mungkin jika ada sebuah tes ujian dengan pertanyaan diatas mungkin anda dapat menajwabnya dengan mudah, tapi ingat jawaban anda berikan bukan hasil dari proses berpikir yang mendalam & perenungan sehingga betul-betul bisa memahami jawaban itu. Mungkin anda hanya sekedar tahu atau hapal saja karena sering anda dengarkan dari orang-orang sekitar tanpa bisa memahami lebih mendalam lagi dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional, obyektif & ilmiah. Kita bisa memperoleh gambaran dari si tokoh Chatur alias si Silencer yang begitu hebat dalam menghapal semua pengetahuan tanpa memahaminya yang penting baginya bisa menjawabnya secara tulisan, hal ini dimanfaatkan oleh Si Ranchodas Chancad (tokoh utama) untuk membuktikan pada temannya si Raju bahwa cari lah ilmu karena kebanaran ilmu sendiri, bukan karena nilai atau pekerjaan. Akibatnya si silencer didepan acara peringatan Hari Guru memperlihatkan kebodohannya dan menjadi bahan tertawa semua mahasiswa termasuk menteri pendidikan yang hadir (kenapa jadi cerita film ini…Ok kita lanjutkan… let’s check beiby one two three) mungkin kita tidak akan membahas jawaban dari 3 pertanyaan mendasar itu berhubung terbatas oleh ruang kertas

Jika peserta didik telah mencapai keilmuan yang ke-4, maka harus dilanjutkan pada tingkatan keilmuan ke-5. Dari pertanyaan mendasar itu akan melahirkan pandangan hidup, hal ini yang biasa disebut View of life atau bahasa kerennya ideologi . Hanya ada 3 kemungkinan ideologi yang lahir dari 3 pertanyaan mendasar itu yaitu Sosialisme-komunisme. Kapitalisme-sekuler dan islam (silakan pikirkan yang mana paling benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara rasional & sesuai fitrah manusia). Tingkatan keilmuan ke-5 merupakan manifestasi dari buah pemikiran tingkat keilmuan ke-4. Manifestasi tersebut tidak lain adalah terpancarnya pemikiran & keilmuan yang khas dari ideologi tersebut. Pancaran itu berupa adanya gambaran yang khas & jelas tentang pengaturan yang benar terhadap kehidupan manusia didunia ini. Pengaturan hidup itu mencakup sistem pemerintahan, ekonomi sosial, pidana, pendidikan, politik, dsb. Dengan demikian ilmu-ilmu seperti itu wajib diberikan kepada peserta didik yang sudah berada pada tingkatan keilmuan ke-5. Dari penguasaan ideologi ini diharapkan benar-benar akan menjadi manusia yang mandiri, manusia yang tahu persis tentang apa yang harus dilakukan untuk mengelola negeri ini secara benar, manusia yang kebal dari ancaman terjadinya penjajahan dan manusia yang mampu mempertahankan, mengembangkan serta menyebarluaskan ideologi yang telah diyakininya melalui proses berpikir bukan melalui doktrin atau dogma.

Sampailah kita pada tingkatan keilmuan ke-6 yang merupakan manifestasi dari tingkat keilmuan ke-5 dimana akan memberikan kemampuan pada peserta didik untuk dapat memecahkan segala macam problematika kehidupan yang muncul dari tingkatan keilmuan ke-5. Metode pemecahan yang khas, jika anda menyakini islam sebagai ideology yang benar, obyektif, rasional dan sesuai fitrah manusia maka metode pemecahannya yang sesuai dengan ideologi islam tidak lain adalah metode Ijtihad.

Model dari sistem pendidikan yang memberikan tingkatan keilmuan yang sampai pada peringkat ke-6 ini tidak lain dan tidak bukan adalah sistem pendidikan islam alias sistem pendidikan Negara khilafah. Mungkin anda bisa saja ragu dengan sistem pendidikan islam, namun fakta tidak bisa berbohong. Ketika Islam masih diterapkan diseluruh aspek kehidupan dan Negara, lihatlah sejarah peradabann islam, begitu banyak ilmuan-ilmuan yang mungkin walaupun saya sebutkan anda tidak mengenalnya telah menjadi peletak dasar perkembangan sains. Begitu banyak teori-teori yang menjadi dasar ilmuan barat, mereka banyak belajar dari ilmuan-ilmuan islam. Peradaban Islam menjadi peradaban modern pada zamannya, eropa masih gelap gulita dan jalannya masih masih becek namun dunia Islam kota-kota sudah terang dan jalannya sudah terasapal, mungkin anda sedikit yang tahu tentang itu semua, begitulah para sejarawan mengubur dalam-dalam sejarah Islam. Anda lebih banyak tahu bahwa ilmuan baratlah yang begitu besar perannya dalam perkembangan ilmu sains.

So…carilah pengetahuan tingkat keilmuan tingkat 4, 5 & 6 itu untuk kebangkitan umat ini. Dimana? Carilah dimanapun dia berada, dikelas, di organisasi atau dimanapun pengetahuan itu berada sebagai bentuk kesadaran kritismu.
0 komentar more...

0 komentar

Posting Komentar

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Links